PARAMETER KUALITAS LAPISAN BATUBARA
Pengamatan tingkatan lapisan batubara dapat dilakukan berdasarkan pengamatan karakter fisik lapisan batubara baik secara langsung (di lapangan) maupun tidak langsung (analisa lab). Berikut parameter–parameter yang diamati dalam pengamatan tingkatan lapisan batubara anatara lain :
1. Pengamatan secara langsung (di lapangan)
Pengamatan ini berdasarkan karakteristik fisik lapisan batubara yang bisa diamati melaului pengamatan menggunakan mata telanjang atau dengan alat bantu sederhana (lup, palu, buku) di lapangan. Sebagai parameter pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel 1) :
Tabel 1. Karakter Fisik Lapisan Batubara
PARAMETER
|
HIGH RANK (kalori tinggi, moisture rendah, abu rendah)
|
LOW RANK ( kalori rendah, moisture tinggi, abu tinggi)
|
1. Warna
|
Batubara hitam mengkilap, litotipenya terdiri dari vitrain dan clarain.
|
Batubara kusam, litotipenya terdiri dari fusain dan durain.
|
2. Pelapukan
|
Tahan terhadap pelapukan
|
Mudah lapuk
|
3. Gores
|
Hitam
|
Coklat
|
4. Kilap
|
Cemerlang
|
Kusam
|
5. Kekerasan
|
Tidak keras, mudah pecah
|
Keras, sukar pecah
|
6. Pecahan
|
Concoidal, meniang
|
Tidak teratur dan membentuk kubus
|
7. Retakan
|
Serbuk halus, kecil-kecil
|
Berbentuk lempengan
|
8. Berat Jenis
|
Ringan
|
Berat
|
9. Dipukul palu
|
Berbunyi crik-crik
|
Dep-dep atau buk-buk
|
10.Pengotor
|
Tidak ada-sedikit, resin
|
Banyak clay band, pirit
|
11.Vitrain
|
1-2 mm
|
< 1 mm
|
12.Prosentase
|
5-60 %
|
1-30%
|
2. Pengamatan Tidak Langsung (Analisa lab)
Pengamatan jenis ini dilakukan secara tidak langsung yaitu pengamatan yang hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu yang tidak lazim dibawa dan digunakan seorang geologist saat ke lapangan. Adapun parameter yang diamati di laboratorium adalah sebagai berikut :
1. High heating value (Kcal/kg)
High heating value sangat berpengaruh terhadap pengoperasian alat seperti :pipa batubara, burner. Semakin tinggi high heating value maka aliran batubara setiap jamnya semakin rendah.
2. Moisture content (kandungan lengas batubara)
Kandungan moisture mempengaruhi jumlah pemakaian udara primernya. Batubara dengan kandungan moisture tinggi akan membutuhkan udara primer lebih banyak guna mengeringkan batubaranya.
3. Volatile matter (zat terbang)
Kandungan volatile mempengaruhi kesempurnaan pembakaraan dan intensitas nyala api. Sempurnanya pembakaran ditentukan berdasarkan :
fuel ratio = fixed karbon/volatile matter.
Semakin tinggi fuel ratio maka karbon yang tidak terbakar semakin banyak.
4. Kandungan abu (ash content)
5. Kandungan sulfur (sulfur content)
6. Hardgrove Grindability Indeks (HGI)
Kapasitas mill/pulverizer dirancang pada HGI tertentu, maka untuk HGI lebih rendah kapasitasnya lebih rendah dari nilai patokannya untuk menghasilkan fineness yang sama.
7. Fixed karbon
8. Phosphorous/chlorine
9. Ultimate analisis
10. Proximate analisis
11. Carbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur
12. Calorivic value
Pentingnya parameter tersebut adalah untuk mengethui sifat –sifat batubara tersebut untuk kecocokan penggunaan, kebijakan penambangan (pencampuran hasil tambang batubara/mixing) dan harga jual. Seiring dengan perkembangan teknologi, batubara saat ini sudah mulai digunakan tidak hanya dalam industri besar dan canggih (PLN, Smelter, dll) tetati sudah bisa dicocokkan untuk industri dengan teknologi menegah dan rendah seperti bahan bakar mesin tekstil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar