TIPE ALTERASI / UBAHAN
Dasar Teori
Creasey (1966) Membuat Klasifikasi Ubahan Hidrotermal Pada Endapan Tembaga Porfir Menjadi Tiga Tipe Yaitu Propilitik, Argilik, Potasik, Dan Himpunan Kuarsa-Serisit-Pirit. Lowell Dan Guilbert (1970) Membuat Model-Model Alterasi-Mineralisasi Juga Pda Endapan Bijih Porfir, Menambahkan Zona Filik, Untuk Himpunan Mineral Kuarsa + Serisit + Pirit ± Klorit ± Rutil ± Kalkopirit.
Gambar : Tabulasi alterasi mineral
a. Tipe Propilitik
Dicirikan Oleh Kehadiran Klorit Disertai Dengan Beberapa Mineral Epidot, Illit/Serisit, Kalsit, Albit, Dan Anhidrit. Terbentuk Pada Tempeatur 200-3000 Cpada Ph Near-Neutral, Dengan Salinitas Yang Beragam, Umumnys Pada Daerah Yang Mempunyai Permeabilitas Rendah. Menurut Creasey (1966) Terdapat Empat Kecenderungan Mineral Yang Hadir Pada Tipe Propilitik, Yaitu:
11. Klorit-Kalsit-Kaolinit
12. Klorit-Kalsit-Talk
13. Klorit-Epidot-Kalsit
14. Klorit-Epidot
b. Tipe Argilik
Pada Tipe Argilik Terdapat Dua Kemungkinan Himpunan Mineral, Yaitu Muskovit-Kaolinit-Monmorilonit-Dan Muskovit-Klorit-Monmorilonit. Himpunan Mineral Pada Tipe Argilik Terbentuk Pada Temperatur 100-3000 C (Pirajno,1992), Fluida Asam Hingga Netral Dan Salinitas Yang Rendah.
c. Tipe Potasik
Tipe Ini Dicirikan Oleh Melimpahnya Himpunan Muskovit-Biotit-Alkali Feldspar-Magnetit. Anhidrit Sering Hadir Sebagai Asesori, Seta Sejumlah Kecil Albit Dan Titanit (Shene) Atau Rutil Kadang Terbentuk. Ubahan Potasik Terbentuk Pada Daerah Yang Dekat Batuan Beku Intrusive Yang Terkait, Fluida Yang Panas (>3000c), Salinitas Tinggi, Dan Dengan Karakter Magmatik Yang Kuat.
d. Tipe Filik
Tersusun Oleh Himpuanan Mineral Kuarsa-Serisit-Pirit, Yang Umumnya Tidak Mengandung Mineral-Mineral Lempung Atau Alkali Feldspar. Kadang Mengandung Sedikit Anhidrit, Klorit, Kalsit, Dan Rutil. Terbentuk Pada Temperature Sedang Sampai Tinggi (Sekitar 2300-4000 C), Fluida Asam Hingga Netral Dengan Salinitas Yang Beragam, Pada Zona Yang Permeable Dan Pada Batas Dengan Urat.
e. Tipe Propilik Dalam (Inner Propylitic)
Menurut Hedenquist Dan Lindqvist (1985 Dalam Pirajno, 1992) Zona Ubahan Pada System Epitermal Sulfidasi Rendah (Fluida Kaya Klorida, Ph Mendekati Netral) Umumnya Juga Menunjukkan Zona Ubahan Seperti Pada System Pofir, Tetapi Menambahkan Istilah Inner Propylitic Untuk Zona Pada Bagian Yang Bertemparatur Tinggi (>3000c), Yang Dicirikan Oleh Kehadiran Epidot, Aktinolit, Klorit, Dan Illit.
f. Advanced Argilik
Sedangkan Untuk Sistem Epitermal Sulfidasi Tinggi (Fluida Kaya Asam Sulfat), Ditambahkan Istilah Advanced Argillic Yang Dicirikan Oleh Kehadiran Himpunan Mineral Pirofilit + Diaspor ± Andalusit ± Kuarsa ± Tourmaline ± Enargit-Luzonit (Untuk Temperatur Tinggi, 250-3500 C), Atau Himpunan Mineral Kaolinit + Alunit ± Kalsedon ± Kuarsa ± Pirit (Untuk Temperature Rendah, <180 font="" nbsp="">180>
g. Tipe Skarn
Batasan Mineralogy Skarn Sampai Sekarang Masih Kabur (Taylor, 1996). Masalah Yang Lain, Banyak Batuan Skarn Yang Memperlihatkan Tekstur Ukuran Butir Halus, Yang Mempersulit Dalam Identifikasi Mineral Pada Batuan Skarn. Walaupun Demikian Terdapat Mineralogy Yang Sangat Umum Sering Didapatkan Pada Batuan Skarn, Yaitu Kelompok Garnet, Piroksen, Ampibol, Epidot, Dan Magnetit. Mineral Lain Yang Umum Adalah Wolastonit, Klorit Biotit, Dan Kemungkinan Vesuvianit (Idokras).
Garnet, Piroksen, Karbonat Adalah Kumpulan Mineral Yang Paling Imim Dijumpai Pada Batuan Induk Karbonat Yang Orisinil (Taylor, 1996). Amfibol Umumnya Hadir Pada Skarn Sebagai Mineral Tahap Akhir Yang Meng-Overprint Mineral-Mineral Tahap Awal. Aktinolit (Café) Dan Tremolit (Camg) Adalah Mineral Amfibol Yang Paling Umum Hadir Pada Skarn. Jenis Piroksen Yang Sering Hadir Adalah Diopsit (Camg) Dan Hedenbergit (Café). Terbentuk Pada Fluida Yang Mempunyai Salinitas Tinggi Dengan Temperature Tinggi (Sekitar 3000-7000 C).
h. Tipe Greisen
Himpunan Mineral Pada Greisen Adalah Kuarsa-Muskovit (Atau Lipidot) Dengan Sejumlah Mineral Asesori Seperti Topas, Tourmaline, Dan Fluorit Yang Dibentuk Oleh Ubahan Metasomik Post-Magmatik Granit (Best 1982, Stempork 1987 Dalam Evans 1993).
Masalahnya , Seringkali Kita Mendapati Dalam Satu Contoh Batuan Ditemuka Beberapa Mineral Dari Dua Tipe Atau Lebih. Prosedur Yang Baik Untuk Tahap Awal Observasi Batuan Tersebut Diatas Adalah Menulis Semua Mineral Yang Nampak Sebagai Himpunan Mineral. Apabila Dalam Satu Batuan Dijumpai Mineral-Mineral Klorit, Kuarsa, Kalsit, Dan Kaolinit, Maka Disebut Sebagai Himpunan Mineral Klorit-Kuarsa-Kalsit-Kaolinit.
Gambar : High Sulfidation and Low Sulfidation ( Sulfidasi Rendah dan Sulfidasi Tinggi )
Gambar : Phorphyry Model and Evolution ( Model Phorphyry dan Evolusinya )
TEKSTUR MINERAL
Dasar Teori
Dengan Mempelajari Tekstur Dan Struktur Mineral Bijih Dan Gangue, Dapat Memperkirakan Apakah Mineral Terbentuk Karena Penggantian (Replacement) Dari Mineral Yang Telah Ada (Replacement Textures) Atau Oleh Pengendapan (Pengisian) Fluida Pada Rekahan Atau Pori (Open Space Filling Textures). Mineral-Mineral Yang Terbentuk Sebagai Homogenous Solid-Solution, Pada Saat Temperature Mengalami Penurunan, Komponen Terlarut Sering Terpisah Membentuk Texture Exolution.
1. Tekstur Pengisian
Tekstur Yang Dibentuk Oleh Mengkristalnya Fluida Pada Ruang Terbuka. Proses Pengisian, Umumnya Terbentuk Pada Batuan Yang Bersifat Getas, Pada Daerah Dimana Tekanan Relative Rendah, Sehingga Rongga Atau Rekahan Akan Cenderung Bertahan. Proses Ini Terjadi Karena Fluida Pembawa Bijih Akan Bersirkulasi Dan Mengendap Pada Rekahan Rekahan, Pada Saat Terjadi Perubahan P Dan T.
Tekstur Ini Dapat Mencerminkan Bentuk Asli Dari Pori Serta Daerah Tempat Pergerakan (Dilaluinya) Larutan, Serta Dapat Memberi Informasi Tentang Struktur Yang Dapat Mengontrolnya. Mineral-Mineral Yang Terlibat Dapat Memberi Informasi Tentang Komposisi Larutan Hidrotermal, Maupun Temperature Pembentukannya. Kriteria Yang Mendukung Ialah Pori-Pori, Bentuk Kristal Euhedral, Kristal Berstruktur Zoning, Tekstur Berlapis, Tekstur Triangular.
Tekstur Pengisian Memberikan Informasi Yang Sangat Terkait Dengan Sikuen Pengendapan Mineral. Dalam Satu Stadia Pengendapan, Kumpulan Mineral Yang Terbentuk Berupa Sebuah Lapisan. Secara Ideal Mineral Yang Terbentuk Paling Awal Akan Ditumpangi Atau Dilingkupi Oleh Pembentukan Mineral Berikutnya.
Beberapa Kriteria Tekstur Pengisian Yang Telah Dikenal Adalah (Disariakn Oleh Gilbert Dan Park 1986; Taylor, 1992), Yaitu :
1. Adanya Vugs Dan Cavities, Sebagai Rongga Sisa Karena Adanya Pengisian Yang Tidak Selesai.
2. Kristal Euhedral.
Kristal Yang Terbentuk Pada Cavity Umumnya Mempunyai Bentuk Yang Bagus (Euhedral). Mineral Euhedral Yang Sering Dijadikan Indicator Adanya Pengisian Rekahan Adalah Kuarsa, Feldspar, Fluorit, Kasiterit, Galena, Sfalerit, Dan Kalkopirit. Mineral Euhedral Pirit, Arsenopirit, Dan Karbonat Dapat Terjadi Karena Proses Pengisian Maupun Penggantian.
3. Kristal Zoning.
Kristal Yang Memperhatikan Struktur Zoning Sangat Sulit Terbentuk Melalui Proses Penggantian. Oleh Karena Itu Struktur Zoning Dapat Digunakan Sebagai Indicator Pengisian. Masalahnya Kenampakan Zonasi Komposisi Jarang Yang Nampak Melalui Mata Telanjang. Kuarsa Dan Garnet Sering Menampakkan Gejala Tersebut.
4. Mineral Berdinding Halus Pada Dinding Rongga Yang Bergradasi Menjadi Mineral Yang Lebih Besar Dari Pada Tengah Rongga.
5. Tekstur/Struktur Berlapis
Tidak Semua Fluida Yang Mengisi Ruangan Membentuk Kristal Yang Baik. Penggantian Yang Cepat Dapat Membentuk Lapisan Tipis Mineral-Mineral Individual Yang Halus Sebagai Crustiform Maupun Colloform. Lapisan Crustiform Yang Meliputi Fragmen-Fragmen Yang Telah Ada Sebelumnya Akan Menghasilkan Tekstur Cockade. Walaupun Tekstur Berlapis Dapat Juga Terbentuk Karena Penggantian (Konkresi, Oolitik, Pisolitik) Maupun Evaporasi (Banded Ironstone), Tetapi Sebagian Besar Merupakan Hasil Pengisian.
6. Tekstur Triangular.
· Skala Besar (Large-Scale Triangular Texture). Tekstur Ini Dapat Terbentuk Apabila Fluida Mengendap Pada Ruangan Antar Fragmen Batuan Yang Terbreksikan. Kalau Pengisian Tidak Penuh Akan Mudah Untuk Mengenalnya, Tetapi Kalau Rongga Terisi Penuh Akan Sedikit Menyulitkan. Pada Banyak Kasus, Fluida Hidrotermal Juga Mengalterasi Fragmen Batuan Secara Komplit. Problemnya Apabila Mineral Hasil Penggantian Sama Dengan Mineral Hasil Pengisian (Contoh Paling Banyak Adalah Silica Pengisian Ditemani Silica Penggantian).
· Skala Kecil (Small-Scale Triangular Texture). Pada Beberapa Proses Pengisian, Pada Awal Pengendapan Sering Terbentuik Kristal Yang Bagus Dan Besar Hingga Menutup Rongga. Pada Pengendapan Kemudian, Fluida Sering Masuk Rongga Yang Dibentuk Oleh Batas Antara Kristal Yang Cenderung Membentuk Segitiga Atau Bentuk V)
7. Comb Structure
Terbentuk Karena Pengisian Yang Berupa Mengkristalnya Flida Pada Ruang Terbuka. Pada Umumnya Terjadi Pada Batuan Yang Bersifat Getas, Yang Mana Pada Daerah Tersebut Terjadi Tekanan Yang Relatif Rendah, Sehingga Rongga2 Akan Cenderung Bertahan Dan Akan Bersirkulasi Karena Fluida Membawa Bijih Dan Mengendap Pada Rekahan-Rekahan Pada Saat Itu Terjadi Perubahan Suhu Dan Tekanan.
8. Perlapisan Simetris
Mengenali Tekstur Pengisian Dibutuhkan Pemahaman Geologi Yang Terkait Dengan Ditempat Mana Fokus Mata Kita Diarahkan. Hal Yang Utama Adalah Memperkirakan Akses Fluida Dalam Suatu Batuan Dinding Yang Terubah. Fluida Pada Umumnya Bergerak Melalui Daerah Yang Mempunyai Permeabilitas Yang Besar Yang Biasanya Sebagai Ruang Terbuka. Dalam Konteks Ini Dapat Dilanjuti Bahwa Perhatian Sebaiknya Difokuskan Pada Daerah Yang Mempunyai Ubahan Maksimum.
1. Urat
Urat Mineralisasi Umumnya Terdiri Dari Kombinasi Proses Pengisian Maupun Ubahan Batuan Samping.
2. Breksi
Tekstur Pengisian Yang Berbentuk Pada Batuan Yang Terbreksikan Pada Umumnya Lebih Sulit, Terutama Jika Batuan Samping Mengalami Ubahan Secara Total/Intens. Pada Breksi Selalu Terdiri Dari Tiga Komponen Yaitu Fragmen, Matriks, Dan Pori (Bagian Yang Terbuka). Walaupun Bagian Terbuka Dari Breksi Relative Bervariasi Dalam Ukuran Dan Bentuk, Tetapi Apabila Dipotong Pada Umumnya Berbentuk Triangular.
2. Tekstur Ubahan/Tekstur Penggantian
Tekstur Yang Dihasilkan Oleh Ubahan Batuan Dinding Yang Disebabkan Oleh Larutan Hidroternal. Pada Proses Penggantian, Umumnya Tidak Ada Atau Sedikit Terjadi Perubahan Volume Pada Batuan Yang Terubah. Proses Ini Melibatkan Penggantian Sebagian Atau Seluruh Tubuh Mineral Asal Oleh Mineral Yang Baru (Ubahan.
Karena Pergerakan Larutan Selalu Melewati Pori Atau Rekahan, Maka Tekstur Ubahan Selalu Berpasangan Dengan Tekstur Pengisian. Tekstur Alterasi Pada Umumnya Tidak Mengubah Tekstur Batuan Asal, Kecuali Silisifikasi Yang Cenderung Merusak. Walaupun Seringkali Mineralogy Alterasi Sama Dengan Mineralogy Pengisian Cenderung Berukuran Kasar.
Mineralogi Ubahan Dapat Juga Memberi Informasi Temperatur Pembentukan, Dibawah Ini Adalah Beberapa Contoh Kenampakan Tekstur Penggantian Yang Disarikan Dari Beberapa Buku (Guilbert Dan Park, 1986; Taylor,1996), Yaitu :
a. Pseudomorf
b. Melebarnya Urat Dengan Batas Yang Tidak Tegas
c. Adanya Mineral Yang Tumbuh Secara Tidak Teratur Pada Batas Butir Kristal Lain.
d. Ada Kumpulan Mineral Pada Mineral Lain Yang Menyerupai Kepulauan.
e. Permukaan Mineral Cembung Kearah Mineral Yang Diganti.
f. Kedua Dinding Pada Tepi Rekahan Yang Tidak Sesuai.
g. Rim Mineral Pada Bagian Tepi Batas Kristal Mineral Lain.
h. Fragmen-Fragmen Mineral Yang Terorientasi Di Dalam Mineral Lain Yang Memotongnya.
i. Asosiasi Secara Selektif
j. Fase Yang Lebih Muda (Mineral Pengganti) Terbentuk Pada Hubungan Dengan Rekahan Mikro, Di Bidang Belah Atau Batas Butir.
k. Kehadiran Sikuen Pengendapan, Dimana Suatu Mineral Mengalami Pengkayaan Oleh Suatu Unsure.
l. Batas-Batas Yang Bersifat Berangsur (Pada Pengisian Batasnya Akan Tegas).
m. Tidak Ada Pergeseran Pada Rekahan Yang Terpotong.
n. Tidak Adanya Pergerakan Pada Urat Yang Saling Berpotongan.
Refferensi : Buku Panduan Praktikum Endapan Mineral, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar